Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sebuah Kisah dari Napoleon Hill Yang Luar biasa

"Peluang memiliki kebiasaan yang licik. Menyelinap masuk lewat pintu belakang dan sering kali menyamar dalam bentuk kesialan, atau kekalahan sementara." (Napoleon Hill)

Kalau dipikir-pikir bener banget apa yang dikatakan sama mas Napoleon Hill. Kebanyakan dari kita ketika bertemu dengan persoalan hidup, ngeluh dan bilang:

"Kok ya hidup sengsara bangettttt."😭

Ini yang terjadi ketika saya bangun bisnis. 7 bisnis saya bangkrut dan meninggalkan amanah yang mesti dilunasi. Pada waktu itu saya mikir:

"Gusti perasaan saya doang yang hidup nggak beres kayak gini. Utang dimana-mana."

Padahal buaannyaaakk yang lebih berat hidupnya dibanding saya.

Mewek. Ingat istri didatangi debt collector, orang tua yang pasang badan demi anaknya yang lagi ditempa oleh kehidupan.

Habis nonton, baru tenang. Baru ingat Allah. Baru doa dan kemudian bersyukur. Ini kebiasaan yang nggak tahu baik atau nggaknya.

Subhanallahnya saya bertahan. Benar kata Napoleon Hill di bukunya Think and Grow Rich:

"Salah satu penyebab kegagalan paling umum adalah kebiasaan menyerah ketika orang mengalami kekalahan sementara."

Dalem banget. Jleb banget dan inilah yang sering terjadi.

Untungnya saya mau bertahan. Saya evaluasi di bagian mana yang salah dan di bagian mana yang ternyata itu lah yang jadi pesan Allah untuk membangun kembali hidup.

Setelah nanya ke berbagai guru dan mentor, akhirnya saya putuskan untuk fokus di dunia penulisan.

Ternyata (in syaa Allah) inilah Tongkat Musa nya kalau kata kang Dewa dalam buku #MelawanKemustahilan.

Uniknya ketika saya mantapkan disana, malah Allah langsung ngasih berbagai kemudahan.

- Ketika saya fokus di dunia tulisan, tiba-tiba banyak yang minta dituliskan bukunya.

- Ketika saya fokus di dunia tulisan, banyak yang ingin belajar nulis, bahkan ada yang sampai private coaching yang bayarnya sampai jutaan.

Allah kayak ngirim begitu saja orang-orang yang membantu saya secara finansial dalam bentuk jasa menulis. Masyaa Allah.

Kesimpulan dari yang diobrolkan di atas adalah Allah hanya akan memberikan keberlimpahan rezeki (atau apapun itu yang baik) ketika kita sudah siap menerimanya.

Cirinya apa kalau kita sudah siap?

- Berani bertahan ketika persoalan hidup datang.

- Nggak uring-uringan, nggak marah-marah. Kasarnya dibikin santai saja dalam menghadapi tantangan hidup.

- Pasrah sama Allah. Pasrah itu cirinya hati kita tenang.

Kata Nabi:

“Seandainya kalian betul-betul bertawakal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rezeki sebagaimana burung mendapatkan rezeki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Hakim)

Nah, jadi bertahan saja. Yang perlu kita lakukan hanyalah filosofi Safa Marwah nya Siti Hajar. Terus berproses. Biarkan Allah lihat usaha kita. Selepas itu Allah lah yang urus keperluan kita.

Belajar nulis misalkan. Terus saja berusaha. Belajar di Indonesia Menulis kalau mau yang gratisan. Belajar di kelas-kelas yang KMO siapkan baik yang gratis maupun yang berbayar kayak kelas nulis artikel yang sedang dibuka sekarang ini di KMO yang pendaftarannya disini: http://bit.ly/kelasJAGOartikel

Intinya terus saja berproses. Jangan diam. Jelas burung keluar dari sarangnya dalam keadaan lapar, ia yakin banget kalau di luar sana Allah sudah menyiapkan makanannya.

Jadi nggak perlu khawatir. Ojo nesu. Ulah rungsing. Hehehe...

Wis lah. Gitu saja. Anggap saja celotehan ini nggak ada ya kalo nggak bermanfaat


Sekian,
Tendi Murti

Posting Komentar untuk "Sebuah Kisah dari Napoleon Hill Yang Luar biasa"